KODEMIMPI - Pada Kamis (9/11/2023), 24 duta besar dan kepala perwakilan negara-negara anggota OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) berkumpul di Stockholm, Swedia, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billström untuk menyampaikan dukungan penuh terhadap Palestina serta mengecam tindakan agresi militer oleh Israel baik di Jalur Gaza maupun Tepi Barat.
Dalam pertemuan di Kementerian Luar Negeri Swedia, seluruh Duta Besar OKI yang hadir menyampaikan, tindakan Israel merupakan pelanggaran norma, nilai, dan hukum HAM serta humaniter internasional, dan tidak konsisten dengan Piagam PBB maupun konvensi internasional yang selama ini menjadi rujukan seluruh negara anggota PBB.
Duta besar negara-negara OKI meminta Swedia mendesak Israel melakukan gencatan senjata dan penghentian serangan militer, membuka akses bagi bantuan kemanusiaan dari masyarakat internasional, serta tetap konsisten mendukung solusi dua negara di mana Palestina dan Israel dapat hidup berdampingan secara damai berdasarkan pembagian wilayah pada 1967.
Pada kesempatan tersebut, Duta Besar RI untuk Swedia Kamapradipta Isnomo menekankan kembali kecaman Indonesia atas tindak kekerasan Israel terhadap penduduk dan sarana sipil, khususnya rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah di Jalur Gaza maupun Tepi Barat.
”Indonesia juga mengecam jatuhnya korban lebih dari 40 wartawan yang meliput di Jalur Gaza dan meminta Swedia untuk melanjutkan pemberian bantuan pembangunan internasional kepada Palestina," demikian ditekankan Duta Besar Kamapradipta dalam pertemuan tersebut.
”Penangguhan atau penghentian bantuan kerja sama pembangunan jangka panjang untuk Palestina dapat menjadi preseden buruk dan dapat menjadi bagian dari collective punishment (hukuman kolektif) terhadap Palestina dalam konteks bantuan internasional,” ujar Duta Besar Kamapradipta.
Menteri Luar Negeri Swedia dalam pertemuan tersebut menyampaikan apresiasi atas pertemuan dan dialog dengan duta besar dan kepala perwakilan OKI di Stockholm.
Menlu Swedia juga menyampaikan komitmen bantuan kemanusiaan untuk Jalur Gaza senilai 210 juta krona (Rp 302,24 miliar) dan akan mengupayakan gencatan senjata serta pemberian akses kemanusiaan bersama negara-negara anggota Uni Eropa lainnya.
Swedia adalah negara anggota Uni Eropa pertama yang secara resmi membuka hubungan diplomatik dengan Palestina pada 30 Oktober 2014.
Melalui Swedish International Development Agency (SIDA), Swedia adalah salah satu kontributor bantuan pembangunan terbesar di Uni Eropa, melalui program tematis seperti demokrasi, kesetaraan gender, HAM, lingkungan hidup, serta pembangunan ekonomi inklusif.